Pages

Sabtu, 25 Oktober 2014

LATAR BELAKANG KEDATANGAN BANGSA-BANGSA EROPA KE DUNIA TIMUR (FAR EAST)

A.LATAR BELAKANG KEDATANGAN BANGSA-BANGSA EROPA KE DUNIA TIMUR (FAR EAST)

     Berakhirnya Masa Kegelapan (Dark Age) di Eropa dengan munculnya era Renaissance ternyata membawa malapetaka bagi bangsa-bangsa di Asia dan Afrika. Hal ini dikarenakan kemajuan yang dicapai oleh orang-orang Eropa dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak pada berkembangnya kolonialisme dan imperialisme. Bangsa-bangsa Timur, termasuk Indonesia, adalah negara yang kaya akan sumber daya alamnya sehingga menjadi daya tarik untuk dijadikan daerah koloni. Berikut peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di Eropa sampai dengan abad ke-19 dan pengaruhnya bagi perjalanan kehidupan bangsabangsa di Dunia Timur.

1. Dominasi Gereja Katolik Eropa terhadap Segala Aspek Kehidupan

     Pada rentang waktu akhir abad ke-4  sampai dengan  awal abad ke-15, Eropa mengalami Zaman Kegelapan (Dark Ages), masa ketika gereja memiliki kekuasaan yang tidak tebatas, tidak hanya dalam urusan keagamaan, tetapi juga  dalam sisi kehidupan lainnya seperti, ilmu pengetahuan, urusan kenegaraan dan teori-teori tentang alam. Dominasi gereja menjadikan manusia tidak memiliki gairah hidup, karena gereja mendoktrin bahwa tugas manusia hanyalah berdoa dan berdoa untuk selalu ingat akan kematian  (momento mori), bahwa besok mereka akan mati. Hal ini menjadikan kebebasan  berpikir berdasarkan akal dan logika terabaikan, semua kebenaran yang datangnya dari gereja harus diterima tanpa boleh dibantah, seperti teori yang dikeluarkan oleh gereja yang mengatakan bahwa bumi ini datar dan berujung, matahari mengelilingi bumi (geosentris).  Puncak dari kekuasaan gereja yang tidak terbatas (absolutely power) adalah dengan dikeluarkannya surat penebusan dosa (indulgensia), setiap orang akan terbebas dari dosa setelah menyerahkan uang kepada gereja untuk membeli surat tersebut.
Awal abad ke-15 Eropa memasuki sebuah fase baru yang mampu menggantikan dominasi gereja dalam kehidupan, yang dikenal dengan sebutan abad Renaissance (Kelahiran Kembali), maksudnya adalah lahirnya kembali peradaban Yunani dan Romawi Kuno. Peradaban  yang terjadi sekitar tahun 1500 SM, dengan ciri kehidupan yang memberikan kebebasan berpikir kepada setiap orang untuk mengungkapan pendapatnya terhadap fenomena-fenomena alam, sosial, dan politik. Pada abad ini lahir filsuf-filsuf ternama seperti Plato, Socrates, Aristoteles, Descrates dan lainnya. Adanya keinginan untuk kembali seperti masa peradaban Yunani dan Romawi Kuno, mendorong keberanian untuk melakukan perlawanan  terhadap dominasi gereja yang dianggap sudah tak masuk akal.

2. Penemuan-Penemuan Baru pada Masa Renaissance
     Abad Renaissance ditandai dengan bermunculan sejumlah ilmuwan dan filsuf yang menentang doktrin gereja terutama tentang ilmu bumi. Mereka menganggap bahwa pusat dunia bukan lagi Tuhan, melainkan manusia. Manusialah yang berhak dan harus menentukan masa depannya sendiri dan tidak menyerah pada takdir. Sebagai makhluk yang berakal, seyogyanya manusia harus mampu menaklukkan dunia beserta isinya. Berikut adalah sejumlah penemu Eropa dan gerakan-gerakan yang terkait dengan proses Renaissance yang di kemudian hari mengantarkan orang-orang Eropa untuk menjelajahi dunia dan membuka koloni-koloni dagang di penjuru benua Asia, Afrika, dan Amerika.
a.Johann Guttenberg
    Lahir di Mainz, Jerman (1400 – 1468), penemu mesin cetak. Sebenarnya percetakan untuk membuat sebuah buku sebelumnya sudah ditemukan di Cina, tapi masih sangat tradisional. Kelebihan dari mesin cetak Guttenberg adalah penggabungan elemen-elemen dasar percetakan seperti huruf cetak yang bisa bergerak, penggunaan tinta yang serasi untuk menghasilkan cetakan, dan bahan sejenis kertas (ada catatan) untuk mencetaknya, sehingga dapat berproduksi secara besar-besaran (efektif dan efisien)
b. Nicolaus Copernicus (1473 1543)
    Lahir di Torun Polandia, penemu teori Heliocentris. Bukunya yang berjudul De Revolutionibus Orbium Coelestium (Tentang Revolusi Bulatan Benda-benda langit) yang isinya mengungkapkan bahwa bumi berputar pada as-nya,bulan berputar mengelilingi matahari dan bumi, serta planet-planet lainnya semuanya berputar mengelilingi matahari. Walaupun penemuannya dianggap belum sempurna, tetapi penerbitan bukunya merupakan titik tolak astronomi modern, seperti halnya rumusan tentang hukum-hukum gerak planet oleh Johannes Kepler.
c. Galileo Galilei (1564 – 1642)
    Lahir di Pisa Italia, penemu teleskop. Seperti halnya penemuan-penemuan yang lain, bahwa teleskop sudah ada sebelum Galileo Galilei, yang membedakannya adalah telesop Galileo lebih sempurna dari sebelumnya. Jadi penemuanpenemuan sebenarnya adalah sebuah proses kearah penyempurnaan terhadap penemuan sebelumnya. Pada tahun 1609 Galileo menyatakan dukungannya terhadap teori Copernicus, setelah dia berhasil membuat sendiri  teleskop yang sebelumnya  sekitar tahun 1609 Galileo mendengar kabar bahwa teleskop diketemukan orang di negeri Belanda. Dengan teleskopnya Galileo berhasil mengamati permukaan bulan yang ternyata tidak rata, melainkan benjol-benjol, penuh kawah dan gunung-gunung. Dalam meneliti Venus yang memiliki jangka serupa dengan jangka bulan, merupakan bukti terpenting yang mengukuhkan teori Copernicus bahwa bumi dan semua planet lainnya berputar mengelilingi matahari. Tetapi dengan berhasilnya  penemuan ini membuat membuat Galileo harus berhadapan dengan Gereja yang menentangnya  dan pada tahun 1616 Galileo diperintahkan untuk tidak menyebarkan hipotesisnya, Gereja pun menjatuhkan hukuman tahanan rumah. Hukuman lainnya adalah suatu permintaan agar dia secara terbuka mencabut kembali pendapatnya bahwa bumi berputar mengelilingi matahari.
d. Martin Luther (1483 – 1546) : Pencetus Kristen Protestan
     Lahir di Eisleben Jerman, tokoh Reformasi Gereja. Dengan semakin terbukanya pikiran-pikiran dan keberanian untuk menyatakan pendapat di muka umum yang bermula dari renaissance dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, menjadikan munculnya pengkritisan terhadap ajaran gereja katolik Roma. Gerakan reformasi gereja yang muncul pada awal abad ke-16 oleh Martin Luther merupakan sebuah proses yang panjang dari kekecewaan terhadap perilaku gereja yang sewenangwenang dan menyimpang seperti pemborosan dan kemewahan duniawi para gereja katolik.  Puncak dari protes Luther adalah berkaitan dengan indulgensia, dari sinilah Luther melakukan gerakan terbuka, tepatnya pada 31 Oktober 1517 menempelkan poster di pintu gerbang gereja Wittenberg yang berisi 95 pokok sikap, di antara isinya adalah melabrak kemewahan hidup gereja. Pemikiran-pemikiran lainnya yang ditulis Luther adalah penentangan terhadap indulgensia, menurutnya penyelamatan hanya datang lewat kepercayaan dan dengan berkat pengampunan Tuhan, bukan melalui perantara Gereja. Pendapat inilah yang menjadi penting, yang menjadikan gereja sangat tidak senang karena jika seseorang menganut doktrin Luther, itu artinya hak hidup gereja katolik Roma berkurang bahkan habis. Gerakan lainnya yang dilakukan oleh Luther adalah menterjemahkan bibel ke dalam bahasa Jerman. Sebelumnya bibel hanya ditulis dalam bahasa Latin dan tidak boleh diterjemahkan. Dengan demikian hanya biarawan yang mengetahui isi bibel dan hanya mereka yang berhak menafsirkannya, orang lain hanya menerima saja. Oleh karena itu Martin Luther dinyatakan murtad dan bersalah serta dikucilkan oleh Dewan Persidangan. Gerakan Martin Luther ini yang kemudian memunculkan sebuah ajaran baru dalam agama Kristen yaitu Protestan.
e. John Calvin (1509 – 1564)
     Juga seorang tokoh reformasi gereja. Lahir di Noyon Perancis. Calvin baru berusia 8 tahun ketika Luther menempelkan poster di gerbang gereja Wittenburg, dibesarkan sebagai seorang Katolik yang kemudian menjadi penganut Protestan ketika menginjak dewasa.  Pokok pikiran Calvin adalah bahwa Tuhan memiliki kekuasaan absolut, sedangkan manusia pada dasarnya sangat lemah. Tuhan adalah penentu segala takdir manusia, baik takdir baik atau takdir buruk. Tuhan telah menentukan dan memilih manusia tertentu apakah mereka itu dipilih Tuhan atau tidak. Ajaran teologi Calvin dapat dilihat dalam bukunya yang berjudul The Institute of Christian Religion (1536).

3. Konstantinopel Dikuasai oleh Kesultanan Turki Usmani
     Pada tahun 1453, Sultan Usmani Muhammad II yang bergelar ”Al-Fatih” (Sang Penakluk) menyerang Konstantinopel. Ibukota pun berpindah dari Andrianopel ke Konstantinopel atau disebut juga Istambul yang berarti “Tahta Islam”. Dengan dikuasainya Konstantinopel ini berarti berakhirlah riwayat kekaisaran romawi. Dengan demikian, pusat perdagangan rempah-rempah di Instambul dikuasai oleh para pedagang Islam. Bagi masyarakat Eropa, rempah-rempah merupakan kebutuhan vital. Jatuhnya kota Konstantinopel menyebabkan harga rempah-rempah melambung tinggi. Untuk itu , tidak ada jalan lain bagi bangsa-bangsa Eropa kecuali berusaha mencari barang berharga itu (rempah-rempah) langsung dari sumbernya, yaitu Dunia Timur, khususnya Maluku yang   dikenal sebagai The Spice Island, nasib perdagangan orang-orang Eropa bergantung pada Usmani. Kota ini merupakan jalur perdagangan antara Timur dengan Barat, dan merupakan gerbang pedagang Eropa untuk memasuki Asia. Adanya kontak perdagangan yang baru ini, secara tak langsung membuka mata orang Eropa terhadap perkembangan kebudayaan dan ilmu pengetahuan kaum muslim. Dari sinilah terjadi silang kebudayaan dan iptek. Untuk selanjutnya, orang-orang Eropa banyak menyerap peradaban muslim untuk dikembangkan di kampung halaman masing-masing. Dan, sekitar abad ke-16, orang-orang Eropa mampu menjelajah hingga ke timur Asia dan membuka kolonikoloni dagang di sana. Dikuasainya Konstantinopel, pusat perdagangan di sekitar laut tengah dikuasai oleh para pedagang Islam sehingga para pedagang Eropa mengarungi Samudera Atlantik  dan Samudera Hindia yang belum dikuasai oleh kerajaan Islam.Orang-orang Portugis mengalihkan rute pelayaran samudera dengan melewati pantai barat Afrika,ujung Afrika, timur Afrika terus ke samudera Hindia dan sampailah ke Malaka dan Maluku.Hasil pelayaran ini nanti diikuti oleh pelayar-pelayar lain dari eropa.Inilah salah satu sebab awal terjadinya praktik kolonialisme dan imperialisme bangsa-bangsa Eropa atas negerinegeri di Asia dan Afrika.

4. Semangat Gold, Gospel, and Glory dan Pencarian Rempah-Rempah
     Latar belakang kedatangan orang-orang Eropa ke Dunia Timur juga didasari oleh adanya semangat 3G, Gold, Glory, Gospel, yakni semangat mencari kekayaan ekomoni (emas), kejayaan politik, dan menyebarkan agama Kristen. Reconguesta adalah semangat penaklukan terhadap orang-orang yang berbeda keyakinan mereka.melalui Renconguesta semangat gospel semakin kuat hingga semangat penaklukan terhadap orang-orang atau bangsabangsa yang menghalangi tujuan mereka. Dalam hal ekonomi, bangsa-bangsa Barat memang membutuhkan barang-barang yang tidak terdapat di negeri asalnya, dan itu adalah rempah-rempah. Rempah-rempah seperti merica, lada, sangat diperlukan untuk kebutuhan dapur dan perut. Rempahrempah ini merupakan bahan pengawet makanan, terutama daging hewan, dan penghangat tubuh bagi mereka yang bermusim dingin dan salju. Di samping fungsi biologisnya, ternyata rempah-rempah pun sangat berfungsi ekonomis yang bila diperjualbelikan bisa menghasilkan keuntungan yang melimpah-ruah. Setelah mengetahui bahwa Dunia Timur, terutama Asia Tenggara yang tropis, merupakan gudang rempah-rempah, segeralah orang-orang Eropa berlomba-lomba mendatanginya dan bila perlu mereka akan memonopoli perdagangan di daerah tersebut lalu mendirikan kantor-kantor dagang yang dilengkapi oleh benteng militer dan pasukan bersenjata. Mereka, yang tadinya membeli rempah-rempah tersebut dari tangan kedua, yakni dari pedagang-pedagang Timur-Tengah, India, dan Cina, maka berinisiatif untuk langsung datang saja ke tempat asal rempahrempah tersebut agar harga pembelian lebih murah karena membeli langsung dari sumbernya. Tak hanya Portugis dan Belanda, orang-orang Inggris dan Spanyol pun ikut serta dalam persaingan menguasai Asia Timur, Indocina, dan Indonesia.
Dengan menguasai salah satu bandar (pelabuhan) maka bangsa Eropa akan menjual rempah-rempah tersebut di pasaran internasional dengan harga tinggi.

5. Adanya Sejumlah Penjelajah Samudera yang Menemukan Rute Baru Jalur Perdagangan
     Adanya teori bahwa bumi ini bulat merangsang para pelaut dan pedagang untuk lebih berani menjelajahi tempat-tempat yang asing. Seiring dengan perkembangan teknologi perkapalan, muncullah sejumlah pelaut ulung yang dengan gagah-berani mengarungi samudera dan lautan luas yang sebelumnya tak pernah dilalui pelaut atau pedagang lain. Banyak di antara mereka yang dibiayai oleh pihak kerajaan, dan bila mereka datang dengan kabar gembira karena berhasil “menemukan benua baru” maka raja atau ratu bersangkutan akan memberikan mereka hadiah dan kedudukan karena dianggap berjasa telah membuat bangsa dan negaranya dikenal dan disegani bangsabangsa Eropa lain. Berikut ini beberapa pelaut Eropa yang berhasil mencapai Dunia Timur:
a. Bartholomeus Diaz
     Bartholomeus Diaz adalah pelaut berkebangsaan Portugis yang melakukan pelayaran pertama kali menyusuri pantai barat Afrika ke arah Timur hingga Tanjung Harapan atau Tanjung Pengharapan yang Baik (Cape of A Good Hope) yang terletak di ujung selatan benua Afrika pada tahun 1486.
b.  Christophorus Colombus
     Christophorus Colombus adalah pelaut berkebangsaan Italia yang bekerja untuk Kerajaan Spanyol. Dengan tiga buah kapalnya Pinta, Nina, Maria, pada tahun 1492 ia berlayar melintasi Samudera Atlantik menuju ke arah barat dari benua Eropa, dan mendarat di Kepulauan Bahama yang menurutnya merupakan “benua baru”, yang sekarang bernama benua Amerika. Colombus mengganggap penduduk asli yang tinggal di pulau itu adalah bangsa India, padahal bukan sama sekali. Maka dari itu, hingga kini masyarakat dunia tetap menyebut penduduk asli yang berdiam di benua Amerika dengan nama “Indian” yang berarti “orang India”.
c. Vasco da Gama
     Vasco da Gama adalah pelaut berkebangsaan Portugis, sekaligus pelaut Eropa yang berhasil pertama kali mencapai Calicut, Goa di India pada tahun 1498. Ia menggunakan jalur/rute yang dulu dibuka oleh pendahulunya, Bartholomeus Diaz. Di Goa, Portugis mendirikan kantor (kongsi) dagang pertama di Asia.
d. Alfonso de Albuquerque
     Alfonso de Albuquerque adalah pelaut berkebangsaan Portugis yang pernah menjabat gubernur di kantor dagang di Goa. Dari India, ia kemudian meneruskan pelayaran ke arah timur. Pada tahun 1511, rombongannya berhasil mencapai Malaka di Semenanjung Melayu. Saat itu Malaka merupakan salah satu pelabuhan transito teramai di Asia Tenggara. Setahun berikutnya, tahun 1512 barulah kapal Portugis berhasil sampai di Maluku.
e. Ferdinad de Magelhaens
     Ferdinad de Mahelhaens sesungguhnya berkebangsaan Portugis, tetapi bekerja untuk Spanyol. Dalam pelayarannya yang dimulai tanggal 10 Agustus 1519, dengan dibantu oleh Juan Sebastian del Cano, ia berhasil mencapai Kepulaan Filipina, tetapi Ferdinand terbunuh oleh penduduk Filipina sekitar tahun 1521. Pelayarannya kemudian dilanjutkan oleh del Cano ke Maluku yang diteruskan kembali ke Spanyol. Inilah pelayaran yang pertama kali berhasil mengelilingi dunia.

Sumber:

Suwito Triyono. 2009. Sejarah 2 : SMA dan Ma Jilid 2 Kelas XI. Jakarta : Pusat Perbukuan ,Departemen Pendidikan Nasional

Minggu, 19 Oktober 2014

Cerpen


1. Pengertian
     Merupakan karya sastra berbentuk prosa yang merupakan perpaduan monolog dan dialog yang ditulis berdasarkan pengalaman dan imajinasi seorang penulis yang mengandung alur, plot, pesan, dan latar dengan panjang umumnya  kurang lebih 1000 kata atau 7000 huruf per karakter yang mengisahkan sepenggal kehidupan tokoh yang merupakan rangkaian peristiwa yang penuh dengan pertikaian, peristiwa, dan pengalaman atau konflik antar tokoh dan dalam tokoh itu sendiri yang terjalin menjadi satu dalam cerita.
2. Ciri-Ciri
a. Bentuk tulisan singkat, padat, dan lebih pendek       dari pada novel.
b. Tulisan kurang dari 10.000 kata.
c. Sumber cerita dari kehidupan sehari-hari, baik pengalaman sendiri maupun orang lain.
d. Tidak melukiskan seluruh kehidupan pelakunya karena mengangkat masalah tunggal atau sarinya saja.
e. Habis dibaca sekali duduk dan hanya mengisahkan sesuatu yang berarti bagi pelakunya.
f. Tokoh-tokoh yang dilukiskan mengalami konflik sampai pada penyelesaiannya.
g. Penggunaan kata-katanya sangat ekonomis dan mudah dikenal masyarakat.
h. Meninggalkan kesan mendalam dan efek pada perasaan pembaca.
i. Menceritakan suatu kejadian dari terjadinya perkembangan jiwa dan krisis, tetapi tidak sampai menimbulkan perubahan nasib.
j. Beralur tunggal dan lurus.
k. Penokohannya sangat sederhana, singkat, dan tidak mendalam.
l. Bersifat padu, padat, entensif, dan fiktif.
3. Unsur-Unsur
a. Unsur Intrinsik
     Adalah unsur dari dalam sebuah karya sastra yang meliputi hal-hal berikut:
1. Tema
     Adalah ide atau gagasan pokok yang menjiwai  seluruh karangan yang akan diangkat dan merupakan makna keseluruhan yang didukung serta bersifat mengikat keseluruhan masalah yang ada dalam cerita.
2. Alur / Plot
     Merupakan rangkaian cerita atau jalinan peristiwa dalam karya sastra untuk mencapai efek tertentu yang merupakan keseluruhan sekuen (bagian) peristiwa yang terdapat dalam cerita yang terbentuk karena proses sebab akibat (kausal) dari peristiwa lainnya yang membentuk rangkaian berbagai peristiwa dalam cerita, yang memiliki hubungan erat, karena kehadiran satu peristiwa menyebabkan hadirnya peristiwa yang lain dan menjadi struktur pembangun teks cerpen yang didalamnya terdapat struktur cerpen, yang biasanya memiliki kaidah sendiri meliputi:
a. Kemasukakalan (Plausibilitas)
     Artinya cerita memiliki kelogisan.
b. Rasa Ingin Tahu (Suspense)
     Perasaan kurang pasti terhadap peristiwa yang terjadi, khususnya yang menimpa tokoh yang kemudian diberi simpati oleh pembaca, yang akan mendorong, menggelitik, dan memotivasi pembaca untuk setia mengikuti cerita dan mencari jawaban terhadap kelanjutannya.
c. Kejutan (Surprise)
     Peristiwa yang berisi kejutan dalam cerita yang dibangun pengarang di luar dugaan pembaca sehingga cerpen menjadi tidak membosankan.
d. Kepaduan (Unity)
     Berbagai unsur yang ditampilkan dalam alur cerita harus memiliki kepaduan dan tiap unsur yang ada hendaknya membentu satu kesatuan yang utuh sehingga keberadaan antar unsurnya menentukan keberadaan unsur yang lain.
   
     Alur biasanya dibagi menjadi tiga, yakni alur maju, mundur, dan campuran yang semuanya ditinjau berdasarkan urutan peristiwa yang terjadi dalam ruang dan waktu.
     Menurut Nurgiyantoro (1988) terdapat 2 teknik penyampaian cerita yaitu alur progresif atau lurus, yang mengisahkan rangkaian peristiwa secara kronologis, dan alur regresif (flashback) atau sorot balik yang urutan peristiwa ceritanya tidak kronologis atau berurutan.
3. Tokoh atau Pemeran
     Individu rekaan yang mengalami atau berkelakuan dalam berbagai peristiwa dalam cerita yang ditampilkan dalam suatu karya naratif yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang di ekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan. Tokoh terbagi atas :
a. Tokoh Utama atau Sentral
     Berhubungan dengan setiap peristiwa dalam cerita, selau ada dan relevan dalam setiap peristiwa di sebuah cerita. Biasanya mendominasi sebagian besar cerita dan lebih sering diceritakan dibanding tokoh-tokoh lainnya dan diberi kesempatan lebih banyak untuk mengemukakan pendapat dan sikapnya.
b. Tokoh Tambahan
     Tidak sentral kedudukannya tetapi kehadirannya sangat diperlukan untuk menunjang tokoh utama sehingga dimunculkan untuk memperkuat keberadaan tokoh utama. Kecenderungan jumlah tokoh tambahan yang relatif lebih banyak dibandingkan tokoh utama, membuat tokoh ini tidak diceritakan dan dibicarakan secara mendetail dalam cerita.
4. Penokohan/Perwatakan/Karakter Tokoh
     Penyajian watak, penciptaan citra, dan pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita yang kerap disebut sebagai karakter, yang tak lain adalah sikap, ketertarikan, keinginan, dan emosi serta prinsip moral yang dimiliki tokoh cerita dalam karya rekaan. Penokohan dibagi menjadi 3 :
a. Protagonis
     Peran yang harus mewakili hal-hal positif dalam kebutuhan cerita yang biasanya cenderung menjadi tokoh yang disakiti, baik, dan menderita sehingga akan menimbulkan simpati bagi pembaca dan biasanya menjadi tokoh sentral yang menentukan gerak adegan.
b. Antagonis
     Tokoh yang memiliki pertentangan dengan tokoh Protagonis atau kebalikan darinya, yakni peran yang harus mewakili hal-hal negatif dalam kebutuhan cerita yang biasanya menjadi tokoh yang menyakiti tokoh Protagonis atau tokoh yang bersifat jahat sehingga akan menimbulkan rasa benci atau antipasti pembaca.
c. Tritagonis
     Perantara atau pendamping yang termasuk pemeran pembantu utama, baik untuk Protagonis maupun Antagonis yang bertugas menjadi pendamai, pendukung, penentang, dan penengah toko sentral yang posisinya menjadi pembela tokoh yang didampinginya.
5. Amanat
     Nasihat atau pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca yang terkandung atau dapat dipetik dalam cerita.
6. Latar atau Setting
     Segala keterangan mengenai waktu, ruang/tempat, dan suasana terjadinya lakuan dalam karya sastra atau lingkungan, yaitu dunia cerita sebagai tempat terjadinya segala peristiwa yang menyangkut hubungan antar tokoh, dan biasanya mempunyai 2 tipe :
a. Latar yang diceritakan secara detail, biasanya terjadi jika cerpen fokus pada persoalan latar.
b. Latar yang tidak menjadi fokus utama dalam masalah, biasanya hanya disebut sebagai background saja dan tempat peristiwa tetapi tidak didiskripsikan secara detail dalam cerita.
7. Konflik atau Masalah
     Adalah puncak dari masalah atau masalah itu sendiri yang merupakan pertentangan yang timbul didalam diri seseorang (masalah intern) maupun dengan orang lain (masalah ekstern) yang ada disekitarnya, dapat berupa perselisihan (disagreement), adanya ketegangan (the presence of tension), atau munculnya kesulitan-kesulitan lain diantara 2 pihak atau lebih yang sering menimbulkan sikap oposisi antara kedua belah pihak, sampai dimana pihak-pihak yang terlibat memandang satu sama lain sebagai penghalang dan pengganggu tercapainya kebutuhan dan tujuan masing-masing. 
8. Sudut Pandang Penulis (Point of View)
     Posisi pencerita dalam membaca kisahan didalam cerita, dibagi menjadi 2 :
a. Sudut Pandang Orang Pertama
     Pengarang berperan sebagai tokoh aku, seolah-olah kisah yang diceritakan merupakan pengalaman hidupnya sendiri.
b. Sudut Pandang Orang Ketiga
     Yaitu pengarang berperan sebagai tokoh dia atau nama tertentu dan bertindak serba tahu.
9. Keindahan atau Gaya Bahasa (Style)
     Cara pengarang mengungkapkan gagasannya melalui bahasa yang digunakannya atau merupakan bahasa indah yang digunakan untuk meningkatkan efek dengan jalan memperkenalkan serta membandingkan suatu benda atau hal-hal tertentu dengan benda atau hal lain yang lebih umum yang penggunaanya dapat mengubah dan menimbulkan konotasi tertentu dan juga merupakan bentuk retorik, yaitu penggunaan kata dalam berbicara dan menulis untuk menyakinkan  atau mempengaruhi penyimak dan pembaca. Terdapat sekitar 60 gaya bahasa, namun Gorys Keraf membaginya menjadi 4 kelompok :
a. Perbandingan : Metafora, Personifikasi, depersonifikasi, alegori, antitesis, dsb.
b. Pertentangan : Hiperbola, Litotes, Ironi, Satire, Paradoks, Klimaks, Antiklimaks, dsb.
c. Pertautan : Metonimis, Sinekdoke, Alusi, Eufemisme, Elipsis, dsb.
d. Perulangan : Aliterasi, Asonansi, Antanaklasis, Anafora, Simploke, dsb.
10. Dialog, Monolog, Prolog, dan Epilog
 a. Dialog
     Pembicaraan yang dilakukan dua orang atau lebih yang memberikan kesempatan kepada orang lain untuk berbicara, dan biasanya terdapat dalam novel, cerpen, drama, dll.
b. Monolog
     Pembicaraan tunggal yang tidak memberikan kesempatan kepada orang lain untuk berbicara, pembicaraan yang dilakukan sendiri.
c. Prolog
     Merupakan kata pembuka dalam cerita.
d. Epilog
     Merupakan kata penutup dalam cerita.
b. Unsur Ekstrinsik
     Merupakan unsur dari luar yang mempengaruhi isi karya sastra meliputi :
a. Latar belakang kehidupan pengarang, terdiri dari:
1. Tentang penulis atau identitas penulis
2. Kehidupan sosial
3. Kehidupan ekonomi
4. Agama dll.
b. Nilai -nilai karya sastra:
1. Nilai budaya
     Berkaitan dengan cara berpikir, adat istiadat, atau kebiasaan.
2. Nilai moral
     Berkaitan dengan tindakan atau perbuatan.
3. Nilai agama
     Berkaitan dengan aturan, norma, atau ketentuan yang telah ditetapkan oleh tuhan
4. Nilai politik
     Berkaitan dengan kehidupan manusia dalam bermasyarakat dan bernegara.
4. Struktur Cerpen
     Merupakan susunan cerpen yang terdiri dari bagian-bagian yang saling koheren atau berkaitan satu sama lain. Terbagi atas 6 bagian :
a. Abstrak
     Bagian ini mengandung ringkasan atau inti cerita / intisari yang akan dikembangkan dan diletakkan pada kata pembuka atau prolog yang disebut juga sebagai kesimpulan cerita. Bagian ini bersifat opsional.
b. Orientasi
     Merupakan bagian struktur yang menceritakan latar atau pengenalan atau penggambaran yang berkaitan dengan waktu, ruang, suasana, arah, masalah, tokoh, karakter tokoh, dan sudut pandang didalam cerpen secara lengkap, digunakan pengarang untuk menghidupkan ceritanya sehingga lebih berkesan atau menyakinkan kepada pembaca, serta dengan latar sebagai sarana pengekspresian watak, baik secara fisik maupun psikis.
c. Komplikasi
     Bagian ini adalah urutan kejadian yang saling berhubungan dan terkait secara sebab akibat. Pada tahap ini kerumitan dan masalah mulai bermunculan, peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan peristiwa lainnya. Tahap ini akan mengungkit karakter atau watak pelaku yang ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu dan hal itu diekspresikan dalam tindakan dan ucapan tokoh. Berbagai konflik akan bermunculan dan mengarah pada sebuah klimaks, yaitu konflik mencapai tingkat intensitas tertinggi.
d. Evaluasi
     Merupakan tahapan setelah terjadi klimaks, yaitu bagian yang menuntun pembaca menemukan pemecahan masalah atau diarahkan pada penyelesaian masalah dari konflik dalam cerita sehingga mulai tampak penyelesaiannya.
e. Resolusi
     Tahap dimana pengarang akan mengungkapkan solusi dari berbagai konflik yang dialami tokoh. Hal ini biasa berisi kejutan-kejutan bagaimana masalah itu bisa terselesaikan dan merupakan akhir dari cerita.
f. Koda
     Merupakan nilai-nilai atau pelajaran yang dapat dipetik oleh pembaca dari sebuah teks dalam cerita, merupakan tahap terakhir yang bersifat opsional sehingga bisa saja pada suatu cerpen tak terdapat tahap ini.
5. Tahapan Penulisan Cerpen :
- Menentukan tema cerpen
- Mengumpulkan data-data keterangan, informasi, dokumen, yang terkait dengan peristiwa atau pengalaman yang menjadi sumber inspirasi cerita .
- Menentukan garis besar alur atau plot cerita
- Menetapkan titik pusat kisah atau sudut pandang pengarang.
- Mengembangkan garis besar cerita menjadi sebuah cerita yang utuh
- Memeriksa ejaan, diksi, dan unsur-unsur kebahasaan yang lain serta memperbaikinya jika terdapat kekeliruan.
6. Manfaat :
     Menulis dan membaca cerpen bermanfaat dalam memperkaya pengalaman hidup manusia. Pengalaman hidup penuh warna atau apa saja, baik nyata maupun rekaan. Pengalaman seorang anak remaja, manula, laki-laki, perempuan, hewan, tumbuhan, benda mati, yang sangat menyedihkan, humor, dsb. Memberi hiburan, melemaskan syaraf, mengasah kepekaan, menajamkan otak.
Sumber :
* Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas XI Semester 1. Jakarta. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
* the-divider.blogspot.com   

Rabu, 08 Oktober 2014

Kingdom Archaebacteria


Pada tahun 1977seorang mikrobiologi bernama Carl Woese dan peneliti dari universitas Illionis menemukan suatu kelompok bakteri yang memiliki ciri unik dan berbeda dari anggota kingdom lainnya. Kelompok itu dinamakan Archaebacteria. Archaebacteria lebih mendekati makhluk hidup eukariota dibandingkan dengan bakteri lain yang merupakan prokariota. Archaebacteria umumnya tahan dilingkungan yang lebih ekstrim, dan bersifat prokariotik.
Archaebacteria hidup dilingkungan tak beroksigen atau tingkat oksigen rendah, contoh:tempat sampah, pada lingkungan bersalinitas/kadar garam tinggi yaiti di laut,serta lingkungan yang berauhu tinggi yaitu pada kawah yang panas dan mengandung belerang.
Ciri:
1.) Susunan tubuh sangat sederhana, dinding sel tidak tersusun atas peptidoglikan.
2.) Lemak penyusun membran selnya terdiri dari unit isopren dan ikatan eter.
3.) Komposisi RNAnya.
4.) RNA ribosomnya berupa metionin.
5.) Habitat lingkungan yang ekstrim.
6.) Terdiri atas 1 sel yang hidup berkoloni atau berupa filamen berukuran kecil.
7.) Bereproduksi dengan cara pembelahan biner, berganda, pembentukan tunas, dan fragmentasi.
Berdasarkan metabolisme, ekologi, serta habitatnya dibedakan menjadi:
1.) Metanogen
Diberi nama Metanogen sesuai dengan metabolisme energi khasnya yang membentuk gas metana (CH4) dengan mereduksi karbon dioksida (CO2). Bersifat anaerobik dan kemosintetik. Mereka hidup di lumpur, rawa, danau, saluran pencernaan hewan dan manusia, di bawah lapisan es Greenland, dan tempat lainnya yang kekurangan oksigen. Dihabitatnya kelompok ini memperoleh makanan dengan membusukkan sisa tumbuhan yang mati lalu menghasilkan gas metana. Contoh:Lachnospira multipara (menghidrolisi/ memecah pektin), Ruminococcus albus (menghidrolisis glukosa), Succimonas amylolitica (menghidrolisis amilum). Bakteri ini dapat bertahan pada suhu tinggi karena struktur DNA, protein, dan membran selnya telah beradaptasi. Bakteri metanogen tumbuh dengan baik pada suhu 98°C dan mati pada suhu dibawah 84°C.
2.)Halofil Ekstrem (Halofilik)
Bersifat heterotrof. Habitat pada lingkungan berkadar garam tinggi 12-15% (sementara kadar garam air laut sekitar 3,5%), seperti di danau air asin/ di laut mati. Halofilik melakukan respirasi aerobik untuk menghasilkan energi, dan ada juga beberapa yang bisa berfotosintesis, klorofilnya disebut bakteriorodopsin yang menghasilkan warna ungu sehingga biasanya kumpulan bakteri ini terlihat seperti buih berwarna merah ungu. Contoh: Genus Halobacterium:Halolubrum, Halococcus, Haloarcula. Ada beberapa spesies yang sekedar toleransi terhadap garam, tetapi ada pula yang membutuhkan lingkungan 10 kali lebih asin dari air laut untuk tumbuh.
3.) Termofil Ekstrem (Termoasidofilik)
Hidup di tempat yang bersuhu tinggi dan bersifat asam dengan mengoksidasi sulfur. Umumnya hidup di lubang dan kawah vulkanis serta di mata air bersulfur. Diketahui dapat hidup pada suhu 45°-110°C dan Ph 1-2. Contoh: Genus Sulfolobus, bakteri pereduksi sulfur yang hidup di mata air sulfur Yellowstone, National Park, Amerika. Sulfolobus menggunakan hidrogen dan sulfur anorganik sebagai sumber energinya. Contoh bakteri lainnya adalah Pyrolobus fumarii.
Peranannya dalam kehidupan manusia
1.) Enzim dari Archaebacteria di tambahkan ke dalam sabun cuci/ detergen untuk meningkatkan kemampuan sabun cuci/detergen pada suhu dan Ph tinggi.
2.) Digunakan dalam industri makanan untuk mengubah pati jagung menjadi dekstrin (sejenis karbohidrat).
3.) Digunakan untuk mengatasi pencemaran, misal:tumpahan minyak.
Sumber:
Pratiwi D. A., dkk. tanpa tahun. Biologi Jilid 1 untuk SMA Kelas X. Penerbit Erlangga.
 
Blogger Templates